Senin, 29 November 2010

Pertemuan di Paroki Pakem

Minggu malam 28 November 2010, saya pergi bersama Romo Kriswanta ( Romo Paroki Babarsari ) dan teman-teman untuk menghadiri sebuah pertemuan di Paroki Pakem. Maksud dari pertemuan ini adalah untuk bertukar informasi dan menggalang kerja sama yang baik antar Paroki di wilayah Sleman untuk menyalurkan bantuan logistik kepada para korban bencana Merapi 2010.

Pertemuan ini diawali dengan sharing pengalaman-pengalaman yang telah dilalui oleh Rm. Saji dari Paroki Pakem, Rm. Suyatno dari Paroki Somohitan dan Rm. Triwidodo dari Paroki Babatan; Pengalaman mereka  sejak merapi meletus pertama kali 26 Oktober 2010 sampai hari ini 28 November 2010  dalam membantu dan menolong para korban bencana merapi dengan fokus pada pendistribusian logistik. Banyak suka dan duka yang mereka sharingkan kepada orang-orang yang hadir di pertemuan tersebut.

Paroki Pakem, Paroki Somohitan dan Paroki Babatan adalah tiga Paroki yang letaknya paling dekat dengan puncak merapi dibandingkan paroki-paroki lain yang ada di Kabupaten Sleman. Sehingga dampak dari bencana merapi ini paling di rasakan oleh tiga paroki tersebut.

Dari sharing-sharing yang dilakukan maka muncul dua buah ide yang diambil berdasarkan pengalaman yang telah terjadi di lapangan ( wilayah Sleman ) yaitu
1. Ide pemetaan wilayah pembagian bantuan bagi para korban bencana Merapi per paroki. Maksudnya adalah bagi orang yang datang meminta bantuan ke Paroki dengan membawa KK akan dilayani berdasarkan alamat yang tertera di KK masuk wilayah Paroki yang mana ( Paroki Pakem, Paroki Somohitan atau Paroki Babatan ). Sistem ini dibuat untuk meminimalisasi dari tindakan orang-orang yang kurang bertanggung jawab dalam meminta bantuan. Contoh yang telah terjadi adalah ada  seseorang yang meminta bantuan di satu Paroki lalu orang ini meminta lagi bantuan ke Paroki lain di hari yang sama ( istilahnya double-double).
2. Ide untuk memberikan bantuan SPP bagi anak-anak sekolah yang orang tuanya kehilangan mata pencaharian akibat dari bencana merapi ini dan juga mengusahakan program orang tua asuh bagi anak-anak yang menjadi yatim-piatu karena orang tuanya menjadi korban bencana merapi.

Untuk memperlancar komunikasi diantara 3 paroki tersebut maka telah disepakati juga penggunaan radio (HT) dgn Frekuensi yang disepakai bersama.

Di sela-sela diskusi pertemuan itu, saya mengusulkan kepada Romo Paroki Babadan, Romo Triwidodo Pr, agar beliau mengontak koordinator posko kami yaitu Romo Sigit Pawanta SVD bila memerlukan bantuan yang beliau butuhkan ( seperti yang beliau sampaikan dan sebutkan jenisnya pada saat forum diskusi ).
Foto-foto para romo paroki yang hadir:
Romo-romo, memang Tuhan Allah memberikan kita hanya 2 tangan dan 2 buah kaki sehingga langkah kita pun tidak panjang dan gerakpun terbatas tetapi Allah pun baik hati dengan memberikan akal budi kepada kita untuk menutupi keterbatasan langkah kaki dan gerak tangan kita. Dan Allah juga memberikan kita hadiah yang namanya sahabat. Dari sahabat ini pula lah, langkah kaki dan gerak tangan kita menjadi lebih panjang dan leluasa. Di situasi yang prihatin dan kondisi yang seperti  sekarang ini lah, sahabat yang sejati akan muncul dan datang menghampiri kita tanpa diminta.

Stevie

Tidak ada komentar:

Posting Komentar