Saldo awal 30 November | Rp 5.556.400 |
Pengeluaran: | |
Beli 50 M selang lipat u/ Posko Sumber (include Transport ) | Rp 395.000 |
Beli ATK untuk operasional Posko | Rp 25.200 |
Makan siang bersama para relawan | Rp 92.000 |
Laundry pakaian relawan | Rp 5.000 |
Makan malam relawan | Rp 11.500 |
Total pengeluaran | Rp 528.700 |
Saldo akhir 30 November: Rp.5.556.400-Rp.528.700=Rp.5.027.700 |
Selasa, 30 November 2010
Hari ini senin 30 November 2010, saya pergi untuk memberikan bantuan ke Candi Sumber dan SD Kanisius Sumber bersama dengan mba Tiwi dan Ibu Sara
Bantuan Untuk Dusun Candi Sumber
Perjalanan berlangsung lancar menuju tempat tujuan kami yaitu Candi Sumber dan SD Kanisius Sumber. Bahkan kami sempat berkunjung ke rumah Rm. Sigit di Dusun Berut dan bertemu Mas Teguh yang masih belum 100% fit, Ibu dari Rm. Sigit yang sedang sakit flu dan Bapak dari Rm. Sigit.
Kami tidak langsung menuju pulang ke Yogya tapi kami pergi ke Dusun Balong dulu untuk mengikuti misa Arwah dari family mba Tiwi yang baru saja meninggal dunia. Misa bergaya Jawa dipimpin oleh Rm. Nano SJ berlangsung kidmat.
Di saat kita bekerja untuk misi kemanusiaan dengan semangat untuk membantu sesama saudara/saudari yang sedang dalam keadaan prihatin lalu kita dihadapkan langsung dengan situasi seperti foto di atas maka kita manusia seakan diingatkan kembali oleh Tuhan Allah bahwa segala sesuatu yang ada di bumi ini akan berpulang kepada-NYA, tanpa kecuali siapa pun itu. Bekerja keras boleh bahkan baik tapi jangan sedetik pun kita lupa akan Sang Pencipta yang Maha Agung.
Ada satu pemandangan di Kali Lamat yang melintas di dekat Dusun Balong yang bisa menjadi perhatian kita.
Mohon lihat foto ini:
Seekor sapi mati terseret arus Kali Lamat. Bila bangkai sapi itu tidak segera diangkat dari Kali Lamat maka bisa menyebabkan polusi di Kali Lamat. Dan akhirnya bisa menimbulkan berbagai macam penyakit bagi warga penduduk desa yang menggunakan air Kali Lamat.
Stevie
Saldo awal 29 November | Rp 6.554.400 |
Pengeluaran: | |
Penginapan relawan di Soverdi ( Mas Ju ) | Rp 800.000 |
Pulsa para relawan | Rp 149.000 |
Makan pagi relawan | Rp 4.000 |
Makan siang relawan | Rp 8.500 |
Beli Snacks | Rp 7.500 |
Makan malam bersama relawan | Rp 29.000 |
Total pengeluaran | Rp 998.000 |
Saldo akhir 29 November: Rp.6.554.400-Rp.998.000=Rp.5.556.400 |
Senin, 29 November 2010
Setelah saya menyampaikan langsung kepada Rm. Triwidodo ( di sela-sela forum diskusi di Paroki Pakem 28 Nov 2010 ) agar menghubungi koordinator Posko yaitu Rm. Sigit Pawanta SVD untuk meminta bantuan atas jenis-jenis kebutuhan untuk pengungsi yang Rm. Triwidodo sampaikan secara terbuka di forum diskusi ( seperti sembako, selimut, handuk....)
Maka hari ini Rm. Triwidodo menghubungi Rm. Sigit lewat SMS dan menyampaikan langsung apa-apa saja yang masih dibutuhkan oleh Posko Paroki Babadan. Dari SMS Rm. Triwidodo tersebut, Rm. Sigit langsung meminta saya dan Br. Pius agar menyiapkan barang-barang bantuan yang diminta oleh Rm. Triwidodo ( posko kami menyiapkan dan menyediakan seoptimal mungkin ); Rm. Sigit, Br. Pius dan saya bahu membahu menyiapkan barang-barang yang jenis itemnya tidak banyak tetapi kwantitasnya cukup berat. Setelah semua selesai maka saya berangkat bersama Ibu Nunik untuk membawa bantuan yang diminta oleh Rm. Triwidodo ke Posko Paroki Babatan.
Di sana kami diterima langsung oleh Rm. Triwidodo yang kebetulan sedang menyiapkan bantuan yang akan didistribusikan kepada warga cangkringan yang desanya terkubur dalam-dalam oleh material vulkanik merapi.
Maka hari ini Rm. Triwidodo menghubungi Rm. Sigit lewat SMS dan menyampaikan langsung apa-apa saja yang masih dibutuhkan oleh Posko Paroki Babadan. Dari SMS Rm. Triwidodo tersebut, Rm. Sigit langsung meminta saya dan Br. Pius agar menyiapkan barang-barang bantuan yang diminta oleh Rm. Triwidodo ( posko kami menyiapkan dan menyediakan seoptimal mungkin ); Rm. Sigit, Br. Pius dan saya bahu membahu menyiapkan barang-barang yang jenis itemnya tidak banyak tetapi kwantitasnya cukup berat. Setelah semua selesai maka saya berangkat bersama Ibu Nunik untuk membawa bantuan yang diminta oleh Rm. Triwidodo ke Posko Paroki Babatan.
Di sana kami diterima langsung oleh Rm. Triwidodo yang kebetulan sedang menyiapkan bantuan yang akan didistribusikan kepada warga cangkringan yang desanya terkubur dalam-dalam oleh material vulkanik merapi.
Pertemuan di Paroki Pakem
Minggu malam 28 November 2010, saya pergi bersama Romo Kriswanta ( Romo Paroki Babarsari ) dan teman-teman untuk menghadiri sebuah pertemuan di Paroki Pakem. Maksud dari pertemuan ini adalah untuk bertukar informasi dan menggalang kerja sama yang baik antar Paroki di wilayah Sleman untuk menyalurkan bantuan logistik kepada para korban bencana Merapi 2010.
Pertemuan ini diawali dengan sharing pengalaman-pengalaman yang telah dilalui oleh Rm. Saji dari Paroki Pakem, Rm. Suyatno dari Paroki Somohitan dan Rm. Triwidodo dari Paroki Babatan; Pengalaman mereka sejak merapi meletus pertama kali 26 Oktober 2010 sampai hari ini 28 November 2010 dalam membantu dan menolong para korban bencana merapi dengan fokus pada pendistribusian logistik. Banyak suka dan duka yang mereka sharingkan kepada orang-orang yang hadir di pertemuan tersebut.
Paroki Pakem, Paroki Somohitan dan Paroki Babatan adalah tiga Paroki yang letaknya paling dekat dengan puncak merapi dibandingkan paroki-paroki lain yang ada di Kabupaten Sleman. Sehingga dampak dari bencana merapi ini paling di rasakan oleh tiga paroki tersebut.
Dari sharing-sharing yang dilakukan maka muncul dua buah ide yang diambil berdasarkan pengalaman yang telah terjadi di lapangan ( wilayah Sleman ) yaitu
1. Ide pemetaan wilayah pembagian bantuan bagi para korban bencana Merapi per paroki. Maksudnya adalah bagi orang yang datang meminta bantuan ke Paroki dengan membawa KK akan dilayani berdasarkan alamat yang tertera di KK masuk wilayah Paroki yang mana ( Paroki Pakem, Paroki Somohitan atau Paroki Babatan ). Sistem ini dibuat untuk meminimalisasi dari tindakan orang-orang yang kurang bertanggung jawab dalam meminta bantuan. Contoh yang telah terjadi adalah ada seseorang yang meminta bantuan di satu Paroki lalu orang ini meminta lagi bantuan ke Paroki lain di hari yang sama ( istilahnya double-double).
2. Ide untuk memberikan bantuan SPP bagi anak-anak sekolah yang orang tuanya kehilangan mata pencaharian akibat dari bencana merapi ini dan juga mengusahakan program orang tua asuh bagi anak-anak yang menjadi yatim-piatu karena orang tuanya menjadi korban bencana merapi.
Untuk memperlancar komunikasi diantara 3 paroki tersebut maka telah disepakati juga penggunaan radio (HT) dgn Frekuensi yang disepakai bersama.
Di sela-sela diskusi pertemuan itu, saya mengusulkan kepada Romo Paroki Babadan, Romo Triwidodo Pr, agar beliau mengontak koordinator posko kami yaitu Romo Sigit Pawanta SVD bila memerlukan bantuan yang beliau butuhkan ( seperti yang beliau sampaikan dan sebutkan jenisnya pada saat forum diskusi ).
Foto-foto para romo paroki yang hadir:
Romo-romo, memang Tuhan Allah memberikan kita hanya 2 tangan dan 2 buah kaki sehingga langkah kita pun tidak panjang dan gerakpun terbatas tetapi Allah pun baik hati dengan memberikan akal budi kepada kita untuk menutupi keterbatasan langkah kaki dan gerak tangan kita. Dan Allah juga memberikan kita hadiah yang namanya sahabat. Dari sahabat ini pula lah, langkah kaki dan gerak tangan kita menjadi lebih panjang dan leluasa. Di situasi yang prihatin dan kondisi yang seperti sekarang ini lah, sahabat yang sejati akan muncul dan datang menghampiri kita tanpa diminta.
Stevie
Pertemuan ini diawali dengan sharing pengalaman-pengalaman yang telah dilalui oleh Rm. Saji dari Paroki Pakem, Rm. Suyatno dari Paroki Somohitan dan Rm. Triwidodo dari Paroki Babatan; Pengalaman mereka sejak merapi meletus pertama kali 26 Oktober 2010 sampai hari ini 28 November 2010 dalam membantu dan menolong para korban bencana merapi dengan fokus pada pendistribusian logistik. Banyak suka dan duka yang mereka sharingkan kepada orang-orang yang hadir di pertemuan tersebut.
Paroki Pakem, Paroki Somohitan dan Paroki Babatan adalah tiga Paroki yang letaknya paling dekat dengan puncak merapi dibandingkan paroki-paroki lain yang ada di Kabupaten Sleman. Sehingga dampak dari bencana merapi ini paling di rasakan oleh tiga paroki tersebut.
Dari sharing-sharing yang dilakukan maka muncul dua buah ide yang diambil berdasarkan pengalaman yang telah terjadi di lapangan ( wilayah Sleman ) yaitu
1. Ide pemetaan wilayah pembagian bantuan bagi para korban bencana Merapi per paroki. Maksudnya adalah bagi orang yang datang meminta bantuan ke Paroki dengan membawa KK akan dilayani berdasarkan alamat yang tertera di KK masuk wilayah Paroki yang mana ( Paroki Pakem, Paroki Somohitan atau Paroki Babatan ). Sistem ini dibuat untuk meminimalisasi dari tindakan orang-orang yang kurang bertanggung jawab dalam meminta bantuan. Contoh yang telah terjadi adalah ada seseorang yang meminta bantuan di satu Paroki lalu orang ini meminta lagi bantuan ke Paroki lain di hari yang sama ( istilahnya double-double).
2. Ide untuk memberikan bantuan SPP bagi anak-anak sekolah yang orang tuanya kehilangan mata pencaharian akibat dari bencana merapi ini dan juga mengusahakan program orang tua asuh bagi anak-anak yang menjadi yatim-piatu karena orang tuanya menjadi korban bencana merapi.
Untuk memperlancar komunikasi diantara 3 paroki tersebut maka telah disepakati juga penggunaan radio (HT) dgn Frekuensi yang disepakai bersama.
Di sela-sela diskusi pertemuan itu, saya mengusulkan kepada Romo Paroki Babadan, Romo Triwidodo Pr, agar beliau mengontak koordinator posko kami yaitu Romo Sigit Pawanta SVD bila memerlukan bantuan yang beliau butuhkan ( seperti yang beliau sampaikan dan sebutkan jenisnya pada saat forum diskusi ).
Foto-foto para romo paroki yang hadir:
Romo-romo, memang Tuhan Allah memberikan kita hanya 2 tangan dan 2 buah kaki sehingga langkah kita pun tidak panjang dan gerakpun terbatas tetapi Allah pun baik hati dengan memberikan akal budi kepada kita untuk menutupi keterbatasan langkah kaki dan gerak tangan kita. Dan Allah juga memberikan kita hadiah yang namanya sahabat. Dari sahabat ini pula lah, langkah kaki dan gerak tangan kita menjadi lebih panjang dan leluasa. Di situasi yang prihatin dan kondisi yang seperti sekarang ini lah, sahabat yang sejati akan muncul dan datang menghampiri kita tanpa diminta.
Stevie
Minggu, 28 November 2010
Sabtu, 27 November 2010
Saldo awal 27 November | Rp 3.948.400 |
Terima dari P. Sigit Pawanta SVD | Rp 7.000.000 |
Total | Rp 10.948.400 |
Pengeluaran | |
Belanja di Sumber Ekonomi u/ bantuan pilot project | Rp 3.982.500 |
Beli Plastik untuk packing bantuan | Rp 17.500 |
Belanja di circle k | Rp 11.000 |
Bensin mobil relawan | Rp 199.000 |
Makan pagi relawan | Rp 8.000 |
Makan siang bersama para relawan | Rp 52.500 |
Makan malam relawan | Rp 12.000 |
Total pengeluaran | Rp 4.282.500 |
Saldo akhir 27 November: Rp.10.948.400-Rp.4.282.500=Rp.6.665.900 |
Jumat, 26 November 2010
Saldo awal 26 November | Rp 4.824.900 |
Belanja di Mirota untuk keperluan para relawan | Rp 169.500 |
Honor Sopir a.n Juarianta | Rp 300.000 |
Bensin mobil koordinator posko | Rp 241.500 |
Bensin mobil relawan | Rp 80.000 |
Akomodasi P. Sigit | Rp 59.500 |
Makan siang relawan | Rp 7.500 |
Makan malam relawan | Rp 13.500 |
Laundry pakaian relawan | Rp 5.000 |
Total pengeluaran | Rp 876.500 |
Saldo akhir 26 November: Rp.4.824.900-Rp.876.500=Rp.3.948.400 |
Review 18 s/d 25 November 2010
Melalui survey lapangan dan juga kabar yang saya dapat lewat media elektronik maupun media massa, para pengungsi di wilayah Muntilan dan sekitar sudah banyak yang pulang ke rumah masing-masing dalam arti bahwa mereka tidak akan kembali lagi ke tempat pengungsian. Pihak pemerintah daerah Jawa Tengah dibantu oleh aparat kepolisian akan memberikan surat kesepakatan bagi para pengungsi ini ( untuk ditanda tangani ); Yang isinya kurang lebih adalah bahwa pemerintah tidak akan bertanggung jawab atas keselamatan para pengungsi yang memilih pulang ke rumah masing-masing karena status merapi masih awas dan belum aman 100% dari bahaya merapi. Ada juga pengungsi-pengungsi yang memilih tetap tinggal di pengungsian, mereka hanya pulang ke rumah untuk membersihkan rumah, kerja bakti untuk membersihkan dusun dari abu material merapi, memberi makan ternak...dsb setelah pekerjaan selesai di sore hari maka mereka akan kembali lagi ke tempat pengungsiannya. Para pengungsi jenis ini akan benar-benar kembali ke rumah masing-masing bila sudah ada pengumuman resmi dari pihak pemerintah pusat akan status merapi yang sudah aman dan para pengungsi diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing.
Pekerjaan besar pun dimulai oleh semua pihak, baik dari pihak pengungsi mau pun pihak relawan. Bagi para pengungsi, mereka semua harus membenahi rumah mereka yang telah mereka tinggalkan sekian lama, pembenahan dimulai dari kebersihan rumah, memperbaiki bagian-bagian rumah yang rusak akibat abu vulcanik merapi..., merapikan pohon-pohon yang rusak berat atau pun mati akibat dari abu vulcanik gunung...pada fase ini dapat dikatakan bahwa untuk sementara waktu pekerjaan besar belum menyentuh pada sumber penghasilan yang rusak akibat merapi seperti kebun dan sawah. Dan dari pengamatan lapangan di kec Dukun Muntilan yang saya lakukan belum ada yang memulai pekerjaan kebun atau pun sawah. Relawan pun memulai melakukan pendataan untuk penyaluran bantuan yang lebih fokus dan spesifik ( untuk Posko kami di fokuskan pada Dusun Balong, Dusun Berut, Dusun Gemer dan Talun ) lalu mulai merancang pilot project untuk masa pemulihan dan mapping daerah yang akan dijadikan sasaran pilot project dari posko masing-masing.
Walaupun pekerjaan besar dimulai, jangan lah lupa akan pekerjaan lain yang kelihatannya sepele tapi ada arti yang besar di dalamnya. Marilah kita lihat 3 foto di bawah ini.
Dengan dimulainya kerja "bersih-bersih" oleh para pengungsi maka posko kami pun tanggap akan kebutuhan kerja ini seperti Chain Saw, Genset ( Listrik belum berfungsi di lereng merapi ), pompa sawah atau pompa bertekanan tinggi. Kami mulai menanyakan inventaris-inventaris kami yang dipinjamkan ke posko-posko tetangga apakah sudah selesai pemakaiannya, bila sudah selesai maka kami perlu melakukan rolling untuk dipinjamkan ke titik-titik pilot project kami.
Catatan: Dari pembicaraan yang saya lakukan dengan beberapa warga Dusun Berut yang memilih bertahan di pengungsian ( pagi datang ke rumah untuk kerja dan sore hari kembali ke pengungsian) , saya mendapat informasi bahwa mereka kawatir akan bahaya banjir bandang lahar dingin dari gunung merapi. Hal ini dimulai dengan Kali Lamat yang dibanjiri oleh lahar dingin padahal sudah ratusan tahun Kali Lamat ini tidak pernah banjir. Mohon lihat foto-foto di bawah ini
Foto-foto di atas ini adalah keadaan Kali Lamat yang melintas di belakang Dusun Berut ( lereng merapi ), bisa kita bayangkan bagaimana dengan keadaan Kali Lamat yang berada di daerah hulu ( puncak merapi). Kekawatiran terjadi bukan tanpa sebab, dengan adanya sejarah penambangan pasir liar di daerah hulu sungai dengan menggunakan alat-alat berat maka telah membuat tanggul sungai menjadi lemah/kropos. Bila tanggul sungai di bagian hulu sudah tidak dapat menahan tekanan lahar dingin dan debit air sungai yang terus bertambah akibat hujan di puncak merapi kemudian tanggul ambrol/jebol...tidak dapat dibayangkan bahaya yang akan menimpa dusun-dusun yang berada di bagian bawah dari hulu sungai.
Bila ada kekurangan dari tulisan saya di atas mohon ditambahkan dan dikoreksi.
Stevie
Pekerjaan besar pun dimulai oleh semua pihak, baik dari pihak pengungsi mau pun pihak relawan. Bagi para pengungsi, mereka semua harus membenahi rumah mereka yang telah mereka tinggalkan sekian lama, pembenahan dimulai dari kebersihan rumah, memperbaiki bagian-bagian rumah yang rusak akibat abu vulcanik merapi..., merapikan pohon-pohon yang rusak berat atau pun mati akibat dari abu vulcanik gunung...pada fase ini dapat dikatakan bahwa untuk sementara waktu pekerjaan besar belum menyentuh pada sumber penghasilan yang rusak akibat merapi seperti kebun dan sawah. Dan dari pengamatan lapangan di kec Dukun Muntilan yang saya lakukan belum ada yang memulai pekerjaan kebun atau pun sawah. Relawan pun memulai melakukan pendataan untuk penyaluran bantuan yang lebih fokus dan spesifik ( untuk Posko kami di fokuskan pada Dusun Balong, Dusun Berut, Dusun Gemer dan Talun ) lalu mulai merancang pilot project untuk masa pemulihan dan mapping daerah yang akan dijadikan sasaran pilot project dari posko masing-masing.
Walaupun pekerjaan besar dimulai, jangan lah lupa akan pekerjaan lain yang kelihatannya sepele tapi ada arti yang besar di dalamnya. Marilah kita lihat 3 foto di bawah ini.
Dengan dimulainya kerja "bersih-bersih" oleh para pengungsi maka posko kami pun tanggap akan kebutuhan kerja ini seperti Chain Saw, Genset ( Listrik belum berfungsi di lereng merapi ), pompa sawah atau pompa bertekanan tinggi. Kami mulai menanyakan inventaris-inventaris kami yang dipinjamkan ke posko-posko tetangga apakah sudah selesai pemakaiannya, bila sudah selesai maka kami perlu melakukan rolling untuk dipinjamkan ke titik-titik pilot project kami.
Catatan: Dari pembicaraan yang saya lakukan dengan beberapa warga Dusun Berut yang memilih bertahan di pengungsian ( pagi datang ke rumah untuk kerja dan sore hari kembali ke pengungsian) , saya mendapat informasi bahwa mereka kawatir akan bahaya banjir bandang lahar dingin dari gunung merapi. Hal ini dimulai dengan Kali Lamat yang dibanjiri oleh lahar dingin padahal sudah ratusan tahun Kali Lamat ini tidak pernah banjir. Mohon lihat foto-foto di bawah ini
Foto-foto di atas ini adalah keadaan Kali Lamat yang melintas di belakang Dusun Berut ( lereng merapi ), bisa kita bayangkan bagaimana dengan keadaan Kali Lamat yang berada di daerah hulu ( puncak merapi). Kekawatiran terjadi bukan tanpa sebab, dengan adanya sejarah penambangan pasir liar di daerah hulu sungai dengan menggunakan alat-alat berat maka telah membuat tanggul sungai menjadi lemah/kropos. Bila tanggul sungai di bagian hulu sudah tidak dapat menahan tekanan lahar dingin dan debit air sungai yang terus bertambah akibat hujan di puncak merapi kemudian tanggul ambrol/jebol...tidak dapat dibayangkan bahaya yang akan menimpa dusun-dusun yang berada di bagian bawah dari hulu sungai.
Bila ada kekurangan dari tulisan saya di atas mohon ditambahkan dan dikoreksi.
Stevie
Kamis, 25 November 2010
Rabu, 24 November 2010
Selasa, 23 November 2010
Setelah 1 minggu yang lalu ( 14 Nov 2010 ), saya dan team mengunjungi Dusun Gemer di Kec Dukun, Muntilan. Pada tanggal 22 November 2010, saya bersama P. Eko Yuliantoro SVD, Mba Tiwi, Suster Venera SSpS dan Suster Maria Christina SSpS kembali mengunjungi Dusun Gemer ini.
Memang ada perbedaan antara1 minggu yang lalu dengan yang sekarang tapi situasi dan kondisi umum tetap sama yaitu keadaan dusun rusak karena abu dan pasir dari merapi.
Pada kunjungan yang kedua kali ini pun kami membawa bantuan dan diserahkan ke "semacam posko" yang didirikan oleh pemuda-pemuda dusun untuk menampung dan mendistribusikan bantuan yang masuk ke Dusun Gemer.
Posko kami akan membantu dusun ini, semampu yang kami bisa lakukan. Kami akan melakukan koordinasi dengan sdr. Aan dalam pelaksanaannya nanti. Sdr. Aan adalah pemuda lokal dari Dusun Gemer jadi beliau tahu persis akan karakter masyarakat dusunnya sehingga memudahkan kami dalam bekerja memberikan bantuan; kami ingin agar kerjasama kami dengan masyarakat Dusun Gemer berawal dengan baik dan berakhir pun dengan manis.
Ada beberapa foto yang bisa dijadikan bahan untuk melihat sikon dusun Gemer ini:
Warga desa tidak tinggal diam sejak mereka kembali dari pengungsian, Mereka bekerja untuk membersihkan rumah, membetulkan genting, membuang pasir yang menimbuni jalan, merapikan semua pohon tumbang yang memblokir akses desa...dsb
Video Amatir 2:
Video Amatir 3:
Memang ada perbedaan antara1 minggu yang lalu dengan yang sekarang tapi situasi dan kondisi umum tetap sama yaitu keadaan dusun rusak karena abu dan pasir dari merapi.
Pada kunjungan yang kedua kali ini pun kami membawa bantuan dan diserahkan ke "semacam posko" yang didirikan oleh pemuda-pemuda dusun untuk menampung dan mendistribusikan bantuan yang masuk ke Dusun Gemer.
Posko kami akan membantu dusun ini, semampu yang kami bisa lakukan. Kami akan melakukan koordinasi dengan sdr. Aan dalam pelaksanaannya nanti. Sdr. Aan adalah pemuda lokal dari Dusun Gemer jadi beliau tahu persis akan karakter masyarakat dusunnya sehingga memudahkan kami dalam bekerja memberikan bantuan; kami ingin agar kerjasama kami dengan masyarakat Dusun Gemer berawal dengan baik dan berakhir pun dengan manis.
Ada beberapa foto yang bisa dijadikan bahan untuk melihat sikon dusun Gemer ini:
Warga desa tidak tinggal diam sejak mereka kembali dari pengungsian, Mereka bekerja untuk membersihkan rumah, membetulkan genting, membuang pasir yang menimbuni jalan, merapikan semua pohon tumbang yang memblokir akses desa...dsb
Video Amatir 2:
Video Amatir 3:
Senin, 22 November 2010
Saldo Awal 22 November 2010 | Rp 6.045.900 |
Pengeluaran: | |
Beli kartu broom IM2 | Rp 175.000 |
Beli 1 buah Modem USB | Rp 363.000 |
Operasional: | |
Bayar iuran bulanan Telkom Flash | Rp 110.000 |
Bensin mobil Relawan | Rp 181.000 |
Makan pagi relawan | Rp 4.000 |
Makan malam bersama para relawan | Rp 158.000 |
Laundry pakaian relawan | Rp 5.000 |
Total Pengeluaran | Rp 996.000 |
Saldo Akhir 22 November : Rp.6.045.900-Rp.996.000 = Rp.5.049.900 |
Antara Tuhanku, kamu dan aku
Tuhan-ku Maha Segalanya...Bila kamu menulis tentang ke-Maha-an Nya sampai akhir jaman pun tak akan habis.Walaupun Tuhan ku Maha Segalanya, Tuhan ku tetap membutuhkan kamu dan aku sebagai anak-anak Nya untuk membantu sesama saudara/saudari yang sedang tertimpa kesusahan dan kemalangan. Karena tidak mungkin Tuhan ku turun langsung dari surga beserta bala tentara malaikat untuk mengatasi setiap masalah yang ada di dunia ini sebagai contoh adalah bencana Tsunami, Gempa, Erupsi Gunung Merapi...dsb.
Tuhan ku membutuhkan kamu dan aku sebagai perpanjangan tangannya di dunia ini. Dan percayalah bahwa Tuhan ku akan sangat bangga bila kamu dan aku mau mengerjakan pekerjaan yang sepele kelihatannya tapi bermanfaat bagi orang banyak. Contohnya adalah membersihkan Rumah Tuhan.
Tuhan ku membutuhkan kamu dan aku sebagai perpanjangan tangannya di dunia ini. Dan percayalah bahwa Tuhan ku akan sangat bangga bila kamu dan aku mau mengerjakan pekerjaan yang sepele kelihatannya tapi bermanfaat bagi orang banyak. Contohnya adalah membersihkan Rumah Tuhan.
Mudika Paroki Kementiran sedang membersihkan Gereja Paroki Sumber
Tanpa adik-adik mudika yang rajin dan baik hati maka Rumah Tuahan ku akan tetap kotor penuh debu dan lumpur. Terima kasih atas kebaikan kalian adik-adik. Semoga rahmat dan berkat Nya selalu beserta kalian.
By. Stevie
By. Stevie
Minggu, 21 November 2010
Mulai Menatap Hari-Hari ke Depan
Dua hari yang lalu, tanggal 19 November2010, pagi-pagi sebelum matahari terbit. Saya meninggalkan kota Yogyakarta. Bersama Xenia kecil disertai dengan sorang sopir saya meninggalkan kota Yogya. Sesaat saya menatap Merapi yang hanya nampak samar-samar menyimpan seribu satu pertanyaan. Sampai kapan? Dan pertanyaan ini belum dapat dijawab dengan pasti. Kepastian bahwa ketidakpastian ini akan terus berslalu sangatlah pasti. Ketidakpastian itulah yang kemudian memenuhi pemikiranku seraya pelan pelan Xeniaku meluncur meninggalkan Yogyakarta.
Aku sedikit merasa lega ketika dari berita radio dikabarkan bahwa cukup banyak pengungsi mulai kembali. beberapa penduduk yang tinggal di tempat lebih dekat, pastilah belum bisa kembali. Kemungkinan mereka pindah ke tempat pengungsian yang lebih dekat. Cukup banyak orang kembali ke pengungsian. Pikiran saya terbang ke situasi penduduk yang sebenarnya. banyak tempat tertutup pasir. beberapa tempat yang terparah bahkan musnah dimakan si lahar panas. apa yang hendak mereka buat? Lalu apa yang bisa kami bantu.
Pikiran-pikiran ini berputar sepanjang perjalan saya dantar Yogya dan Surabaya.
Posko ini didirikan untuk membantu mereka yang menjadi korban bencana Merapi. Namun kami sadar sepenuhnya, bahwa kami sangat terbatas. Kami tidak bisa membantu semua, kecuali apa yang telah kami buat, mendistribusikan apa yang dipercayakan kepada kami kepada saudara-saudari kami yang berada di tempat-tempat yang kurang terjangkau. Kami memprioritaskan wilayah-wilayah di sekitar Muntilan - Magelang, Salam dan secara sporadis membantu posko-posko kecil yang ada di sekitar Yogya dan Klaten. Dan untuk kedepan, saya akan lebih memfokuskan lagi ke satu dua desa di wilayah sumber dukun magelang. Tentu saja sejauh kemampuan kami; sejauh dana dan barang tersedia.
Hari-hari ini kami memikirkan untuk menyiapkan diri melangkah ke depan; kami mencoba menyiapkan sesuatu untuk saudara-saudari yang pulang dari pengungisan. minggu pertama, mungkin mereka membawa bekal dari pengungsian. hari-hari berikutnya?????Ini yang sedang kami pikirkan.
Akhirnya, sekali lagi, kami mengucapkan banyak terimakasih untuk teman-teman, sahabat, saudara-saudara dan sekian banyak orang anda sekalian yang telah mempercayakan dana, harta benda, segala macam sumbangan untuk kami salurkan kepada saudara-saudari yang membutuhkan.
Banyak Salam
Rm. Sigit Pawanta, SVD
Aku sedikit merasa lega ketika dari berita radio dikabarkan bahwa cukup banyak pengungsi mulai kembali. beberapa penduduk yang tinggal di tempat lebih dekat, pastilah belum bisa kembali. Kemungkinan mereka pindah ke tempat pengungsian yang lebih dekat. Cukup banyak orang kembali ke pengungsian. Pikiran saya terbang ke situasi penduduk yang sebenarnya. banyak tempat tertutup pasir. beberapa tempat yang terparah bahkan musnah dimakan si lahar panas. apa yang hendak mereka buat? Lalu apa yang bisa kami bantu.
Pikiran-pikiran ini berputar sepanjang perjalan saya dantar Yogya dan Surabaya.
Posko ini didirikan untuk membantu mereka yang menjadi korban bencana Merapi. Namun kami sadar sepenuhnya, bahwa kami sangat terbatas. Kami tidak bisa membantu semua, kecuali apa yang telah kami buat, mendistribusikan apa yang dipercayakan kepada kami kepada saudara-saudari kami yang berada di tempat-tempat yang kurang terjangkau. Kami memprioritaskan wilayah-wilayah di sekitar Muntilan - Magelang, Salam dan secara sporadis membantu posko-posko kecil yang ada di sekitar Yogya dan Klaten. Dan untuk kedepan, saya akan lebih memfokuskan lagi ke satu dua desa di wilayah sumber dukun magelang. Tentu saja sejauh kemampuan kami; sejauh dana dan barang tersedia.
Hari-hari ini kami memikirkan untuk menyiapkan diri melangkah ke depan; kami mencoba menyiapkan sesuatu untuk saudara-saudari yang pulang dari pengungisan. minggu pertama, mungkin mereka membawa bekal dari pengungsian. hari-hari berikutnya?????Ini yang sedang kami pikirkan.
Akhirnya, sekali lagi, kami mengucapkan banyak terimakasih untuk teman-teman, sahabat, saudara-saudara dan sekian banyak orang anda sekalian yang telah mempercayakan dana, harta benda, segala macam sumbangan untuk kami salurkan kepada saudara-saudari yang membutuhkan.
Banyak Salam
Rm. Sigit Pawanta, SVD
Sabtu, 20 November 2010
Saldo awal 20 November 2010 | Rp 6.188.900 |
Pengeluaran | |
Beli Senggrong + Cetok u/ kerja bakti bruder | Rp 75.000 |
Operasional | |
Bensin motor posko ( Honda Tiger) | Rp 36.000 |
Laundry pakaian relawan | Rp 5.000 |
Makan pagi relawan | Rp 8.000 |
Makan malam relawan | Rp 11.000 |
Total Pengeluaran | Rp 135.000 |
Saldo akhir 20 November: Rp.6.188.900-Rp.135.000= Rp.6.053.900 |
Bantuan dari Paroki Roh Kudus
Pagi ini hari sabtu yang indah. Kami sudah disuguhi olah raga angkat berat.
Kami bahu membahu bersama-sama menurunkan bantuan dari Paroki Roh Kudus Surabaya untuk para korban erupsi Merapi.
Team angkat berat kami adalah P. Yosef Kusi, Mas Pur, Br. Pius, Br. Nando, Pak Jum, Stevie dan para Donatur dari Paroki Roh Kudus: Bpk. Kuncoro dkk....
Kami bahu membahu bersama-sama menurunkan bantuan dari Paroki Roh Kudus Surabaya untuk para korban erupsi Merapi.
Team angkat berat kami adalah P. Yosef Kusi, Mas Pur, Br. Pius, Br. Nando, Pak Jum, Stevie dan para Donatur dari Paroki Roh Kudus: Bpk. Kuncoro dkk....
Berkarung-karung pakaian layak pakai, kita pikul
Jumat, 19 November 2010
Saldo awal 19 november | Rp 7.015.200 |
Terima dari P. Sigit Pawanta SVD | Rp 5.000.000 |
Total | Rp 12.015.200 |
Pengeluaran | |
Beli 100 m kabel, steker dan Klem untuk genset | Rp 2.502.000 |
Beli perkakas untuk kerja bakti di Muntilan | Rp 2.440.000 |
Operasional | |
Uang operasional relawan Soverdi kpd Br. Pius Himaang | Rp 500.000 |
Beli kantong plastik untuk packing bantuan dari Roh Kudus | Rp 136.000 |
Beli obat untuk Relawan | Rp 30.800 |
Bensin mobil Pick Up operasional | Rp 100.000 |
Pulsa Br. Peter dkk | Rp 101.000 |
Makan pagi relawan | Rp 7.000 |
Makan malam relawan | Rp 9.500 |
Total pengeluaran | Rp 5.826.300 |
Saldo akhir 19 November : Rp.12.015.200-Rp.5.826.300= Rp.6.188.900 |
Review 10 s/d 17 November
Setelah 3 hari bekerja membantu Para Pengungsi di Posko-Posko pada lingkaran Yogyakarta. Maka mulai hari ke-4 arah kerja Posko kami bergerak ke arah kota Muntilan dan sekitarnya ( kami tidak menutup pintu untuk membantu posko-posko di wilayah Yogyakarta, hanya saja konsentrasi kami mulai diarahkan ke Muntilan ).
Posko-posko di Muntilan yang menjadi perhatian kami adalah
1. Posko Asrama Putri Van Lith
2. Posko Rumah Retret OSF
3. Posko SMP Marsudirini/Marganingsih Muntilan
Bantuan akan sembako tetap dibutuhkan oleh posko-posko; Ada juga yang sudah memulai bekerja untuk membersihkan abu gunung merapi yang semakin tebal dan mengeras tiap harinya. Sebagai contoh adalah Posko Asrama Putri Van Lith meminta tolong kepada Posko Merapi Sekmis SVD IDJ, sekiranya dapat meminjamkan pompa sawah supaya para relawan di Posko Asrama Putri Van Lith mulai bekerja untuk membersihkan debu gunung merapi yang mengotori Posko mereka. Kami pun tanggap dengan permintaan tolong tesebut maka Kami membeli 1 set pompa sawah merek Honda lalu kami pinjamkan ke Posko Asrama Putri Van Lith. Kami sadar bahwa pompa sawah ini akan tetap berguna nantinya terutama pada saat memasuki masa pemulihan. Dimana para pengungsi mulai kembali ke rumah masing-masing dan mulai bekerja untuk membenahi rumah, kebun dan sawah mereka yang rusak akibat bencana merapi 2010.
Contoh kedua adalah Posko SMP Marsudirini/Marganingsih Muntilan yang meminta tolong agar dipinjamkan alat semprot dengan tekanan tinggi agar bisa menghilangkan debu merapi yang mengotori halaman sekolah dan genting-genting sekolah. Kami tanggap akan permintaan ini maka kami pun membeli 1 set Jet Clear ( alat semprot cuci mobil dengan tekanan tinggi ) dan kami pinjamkan ke Posko SMP Marsudirini dengan Sr. Ernestin OSF sebagai penanggung jawab dari pinjaman alat ini.
Contoh ketiga adalah perhomonan langsung Rm. Bambang Pr kepada P. Sigit Pawanta SVD akan kebutuhan Posko Wisma Salam yaitu 1 buah Chain Saw untuk merapikan dan membereskan pepohonan di sekitar Wisma Salam yang rusak akibat dari abu gunung Merapi. Sama seperti halnya 2 posko di atas, kami pun tanggap akan permintaan tolong ini maka kami pun membeli 1 buah Chain Saw dan kami pinjamkan ke Posko Wisma Salam. Chain Saw ini akan sangat berguna sekali bagi daerah yang akan menjadi sasaran Pilot Project dari Posko Merapi Sekmis SVD IDJ.
Sejak tanggal 15 November 2010, banyak pengungsi di posko-posko Muntilan yang mulai pulang ke rumah masing-masing walaupun belum ada imbauan resmi dari Pemerintah agar pengungsi dapat meninggalkan pengungsian dan boleh balik ke rumah masing-masing. Hal ini yang paling jelas terlihat pada Posko Rumah Retret OSF, dimana sejak sore hari 15 November 2010, para pengungsi mulai meninggalkan Posko Rumah Retret OSF.
cAdapun hal lain terjadi yaitu pemindahan para pengungsi dari Posko SMP Marsudirini Muntilan ke daerah Borobudur.
Para Pengungsi dari Dusun Berut Kel Sumber pun mulai kembali ke rumah masing-masing, kami pun memberikan pinjaman 1 unit genset dan 1 buah chain saw kepada warga desa Dusun Berut ( yang diwakili oleh Mas Teguh ) agar dapat dipergunakan dengan optimal untuk melakukan pemulihan secara bertahap. Dan dusun inilah yang akan menjadi sasaran pertama dari Pilot Project posko kami. Catatan: sebagian pengungsi Dusun Berut memilih pulang ke rumah masing-masing dan ada sebagian lagi yang tetap memilih bertahan di pengungsian dengan alasan belum ada pengumuman resmi dari pemerintah; akan tetapi mereka tetap pulang pada pagi hari untuk melihat rumah serta ternak mereka lalu kembali pada sore hari ke pengungsian.
Bahwa kebutuhan akan sembako tetap ada maka Posko Sekmis SVD IDJ tetap memberikan bantuannya bagi Posko-Posko yang memerlukan bantuan tersebut ( seperti pada pengalaman kami mengunjungi 6 posko dalam 1 hari pada 14 November 2010 -- sudah ada postingnya).
Posko-posko di Muntilan yang menjadi perhatian kami adalah
1. Posko Asrama Putri Van Lith
2. Posko Rumah Retret OSF
3. Posko SMP Marsudirini/Marganingsih Muntilan
Bantuan akan sembako tetap dibutuhkan oleh posko-posko; Ada juga yang sudah memulai bekerja untuk membersihkan abu gunung merapi yang semakin tebal dan mengeras tiap harinya. Sebagai contoh adalah Posko Asrama Putri Van Lith meminta tolong kepada Posko Merapi Sekmis SVD IDJ, sekiranya dapat meminjamkan pompa sawah supaya para relawan di Posko Asrama Putri Van Lith mulai bekerja untuk membersihkan debu gunung merapi yang mengotori Posko mereka. Kami pun tanggap dengan permintaan tolong tesebut maka Kami membeli 1 set pompa sawah merek Honda lalu kami pinjamkan ke Posko Asrama Putri Van Lith. Kami sadar bahwa pompa sawah ini akan tetap berguna nantinya terutama pada saat memasuki masa pemulihan. Dimana para pengungsi mulai kembali ke rumah masing-masing dan mulai bekerja untuk membenahi rumah, kebun dan sawah mereka yang rusak akibat bencana merapi 2010.
Contoh kedua adalah Posko SMP Marsudirini/Marganingsih Muntilan yang meminta tolong agar dipinjamkan alat semprot dengan tekanan tinggi agar bisa menghilangkan debu merapi yang mengotori halaman sekolah dan genting-genting sekolah. Kami tanggap akan permintaan ini maka kami pun membeli 1 set Jet Clear ( alat semprot cuci mobil dengan tekanan tinggi ) dan kami pinjamkan ke Posko SMP Marsudirini dengan Sr. Ernestin OSF sebagai penanggung jawab dari pinjaman alat ini.
Contoh ketiga adalah perhomonan langsung Rm. Bambang Pr kepada P. Sigit Pawanta SVD akan kebutuhan Posko Wisma Salam yaitu 1 buah Chain Saw untuk merapikan dan membereskan pepohonan di sekitar Wisma Salam yang rusak akibat dari abu gunung Merapi. Sama seperti halnya 2 posko di atas, kami pun tanggap akan permintaan tolong ini maka kami pun membeli 1 buah Chain Saw dan kami pinjamkan ke Posko Wisma Salam. Chain Saw ini akan sangat berguna sekali bagi daerah yang akan menjadi sasaran Pilot Project dari Posko Merapi Sekmis SVD IDJ.
Sejak tanggal 15 November 2010, banyak pengungsi di posko-posko Muntilan yang mulai pulang ke rumah masing-masing walaupun belum ada imbauan resmi dari Pemerintah agar pengungsi dapat meninggalkan pengungsian dan boleh balik ke rumah masing-masing. Hal ini yang paling jelas terlihat pada Posko Rumah Retret OSF, dimana sejak sore hari 15 November 2010, para pengungsi mulai meninggalkan Posko Rumah Retret OSF.
cAdapun hal lain terjadi yaitu pemindahan para pengungsi dari Posko SMP Marsudirini Muntilan ke daerah Borobudur.
Para Pengungsi dari Dusun Berut Kel Sumber pun mulai kembali ke rumah masing-masing, kami pun memberikan pinjaman 1 unit genset dan 1 buah chain saw kepada warga desa Dusun Berut ( yang diwakili oleh Mas Teguh ) agar dapat dipergunakan dengan optimal untuk melakukan pemulihan secara bertahap. Dan dusun inilah yang akan menjadi sasaran pertama dari Pilot Project posko kami. Catatan: sebagian pengungsi Dusun Berut memilih pulang ke rumah masing-masing dan ada sebagian lagi yang tetap memilih bertahan di pengungsian dengan alasan belum ada pengumuman resmi dari pemerintah; akan tetapi mereka tetap pulang pada pagi hari untuk melihat rumah serta ternak mereka lalu kembali pada sore hari ke pengungsian.
Bahwa kebutuhan akan sembako tetap ada maka Posko Sekmis SVD IDJ tetap memberikan bantuannya bagi Posko-Posko yang memerlukan bantuan tersebut ( seperti pada pengalaman kami mengunjungi 6 posko dalam 1 hari pada 14 November 2010 -- sudah ada postingnya).
Kamis, 18 November 2010
Saldo awal 18 November 2010 | Rp 3.629.200 |
Terima dari P. Sigit Pawanta SVD | Rp 5.000.000 |
Total | Rp 8.629.200 |
Pengeluaran | |
Beli 1 buah chainsaw Firman 5518 | Rp 1.100.000 |
Beli 1 pasang boot untuk P. Sigit | Rp 55.000 |
Beli 20 lt bensin untuk genset di Muntilan | Rp 90.000 |
Operasional | |
Makan pagi relawan | Rp 7.000 |
Makan siang relawan | Rp 9.000 |
Laundry pakaian relawan | Rp 5.000 |
Pulsa relawan | Rp 348.000 |
Total Pengeluaran | Rp 1.614.000 |
Saldo akhir 18 November: Rp.8.629.200-Rp.1.614.000= Rp.7.015.200 |
Langganan:
Postingan (Atom)